Minggu, 03 Oktober 2010

Maneki Neko (Kucing Pengundang)

Maneki neko (招き猫 kucing mengundang) adalah pajangan berbentuk kucing dari Jepang yang dibuat dari porselen atau keramik. Sebelah kaki depan (tangan) pajangan ini diangkat seperti sedang memanggil orang.

Pajangan ini dipercaya membawa keberuntungan kepada pemiliknya dan biasa dipajang di toko, restoran dan tempat-tempat usaha. Maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kanan dipercaya dapat mendatangkan uang, sementara maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kiri dipercaya mendatangkan pembeli. Maneki neko umumnya tidak dibuat dengan kedua belah kaki depan diangkat karena tidak ingin dikatakan sudah menyerah angkat tangan. Model pajangan ini biasanya adalah kucing belang tiga, kucing Japanese Bobtail dengan buntut pendek seperti buntut kelinci. Maneki neko juga dibuat dalam warna-warna lain seperti kuning emas atau hitam. Kucing yang menjadi model maneki neko konon sedang mencuci muka dengan menggunakan sebelah kaki depan.

Maneki neko merupakan contoh klasik untuk kitsch yang dapat dibuat dalam berbagai warna, aneka model, dan ragam hiasan. Pajangan ini juga dibuat sebagai bentuk berbagai macam keperluan sehari-hari, seperti: gantungan kunci, celengan, hingga pengharum ruangan. Bahan-bahan lain yang tidak umum untuk membuat maneko neko adalah plastik atau kain perca. Dalam bahasa Inggris, maneki neko disebut fortune cat (kucing keberuntungan) atau beckoning cat (kucing memanggil).

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Maneki_neko

JAK-JAPAN Matsuri at Monas 3 Oktober 2010


Detik News – Jakarta -Hujan lebat yang mengguyur kawasan Monas Jakarta Pusat tidak menyurutkan ribuan anak muda untuk tetap mengikuti Festival Matsuri. 2 Panggung mewah dihelat, dan didirikan sejumlah stan makanan khas Jepang.

“Ini perayaan tahunan. Sayang untuk dilewatkan,” kata seorang peserta, Dinda, di lokasi, Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Minggu (3/10/2010).

Festival Matsuri merupakan bagian dari Jak Japan Matsuri 2010. Jak Japan Matsuri 2010 digelar sejak 25 September hingga 3 Oktober. Perayaan di Monas ini sekaligus menjadi penutup acara.

Puluhan stan makanan khas Jepang dan arena pertunjukan tari khas Jepang digelar di salah satu area Monas. Berderet lampion merah, panggung besar dan 2 layar lebar telah dihelat.

Festival ini mulai digemari beberapa tahun terakhir sejak fesyen gaya Jepang merebak. Alhasil, sebagian yang datang pun benar-benar berdandan all out. Berbagai karakter komik, game ataupun animasi Jepang dijiplak, ditiru dan dihidupkan di wajah dan baju mereka.

Kondisi hujan yang membuat lapangan tergenang tidak meyurutkan animo peserta. Penari yang kebanyakan berusia belasan itu menari menghentak-hentak ditengah lapangan yang mulai menyerupai kubangan. Tidak sedikitpun terlihat rupa kecewa dari balik baju bercorak negeri matahari terbit itu.

“Disini tempatnya bersenang-senang,” seloroh pengunjung lain, Aldila yang mengenakan salah satu karakter tokoh komik Jepang.